Bahaya Penyimpangan Aqidah
09.37 | Author: Abu Nabilah Al Makassary

Diantara bahaya penyimpangan aqidah antara lain :
Penyimpangan dari aqidah yang benar adalah sebab utama dari kehancuran dan kebinasaan dari ummat ummat terdahulu. Allah subhanahu wa ta’ala  befirman :
كَذَّبَتْ ثَمُودُ وَعَادٌ بِالْقَارِعَةِ (4) فَأَمَّا ثَمُودُ فَأُهْلِكُوا بِالطَّاغِيَةِ (5) وَأَمَّا عَادٌ فَأُهْلِكُوا بِرِيحٍ صَرْصَرٍ عَاتِيَةٍ (6) سَخَّرَهَا عَلَيْهِمْ سَبْعَ لَيَالٍ وَثَمَانِيَةَ أَيَّامٍ حُسُومًا فَتَرَى الْقَوْمَ فِيهَا صَرْعَى كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ خَاوِيَةٍ (7) فَهَلْ تَرَى لَهُمْ مِنْ بَاقِيَةٍ (8)

Kaum Tsamud dan 'Aad telah mendustakan hari kiamat Adapun kaum Tsamud, Maka mereka telah dibinasakan dengan kejadian yang luar biasa. Adapun kaum 'Aad Maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi Amat kencang, yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; Maka kamu Lihat kaum 'Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk). Maka kamu tidak melihat seorangpun yang tinggal di antara mereka” (QS. Al Haaqqah : 4-8).


Allah Subhanahu wa Ta’aala menyebutkan tentang kebinasaan (ditenggelamkannya)ummat  Nabi Nuh Alaihissalam :

كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ فَكَذَّبُوا عَبْدَنَا وَقَالُوا مَجْنُونٌ وَازْدُجِرَ
Sebelum mereka, telah mendustakan (pula) kamu Nuh, Maka mereka mendustakan hamba Kami (Nuh) dan mengatakan: "Dia seorang gila dan Dia sudah pernah diberi ancaman”(QS. Al Qomar :9)

مِمَّا خَطِيئَاتِهِمْ أُغْرِقُوا فَأُدْخِلُوا نَارًا فَلَمْ يَجِدُوا لَهُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْصَارًا
“Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka, Maka mereka tidak mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Allah” (QS. Nuh : 25).


Firman Allah Tabaraka wa ta’ala  tentang kaum Nabi Luth Alaihissalam :

كَذَّبَتْ قَوْمُ لُوطٍ بِالنُّذُرِ (33) إِنَّا أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ حَاصِبًا إِلا آَلَ لُوطٍ نَجَّيْنَاهُمْ بِسَحَرٍ
 “Kaum Luth-pun telah mendustakan ancaman-ancaman (nabinya). Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang membawa batu-batu (yang menimpa mereka), kecuali keluarga Luth. mereka Kami selamatkan sebelum fajar menyingsing”(Qs. Al Qomar:33-34.

Berkata asy Syeikh Sholeh Fauzan rahimahullah  “masyarakat yang tidak dibimbing oleh aqidah yang benar adalah masyarakat yang berahlak binatang, yang telah kehilangan sarana dan prasarana yang bisa menunjang kelangsungan hidupnya, walaupun lahiriahnya mereka bergelimang dengan sarana dan prasarana kehidupan yang bersifat materi_sebagaimana kenyataan yang kita saksikan pada orang-orang kafir. Karena sarana dan prasarana kehidupan yang bersifat materi ini butuh untuk dimanfaatkan dan diarahkan kepada sesuatu yang bermanfaat, sementara tidak ada satupun yang bias mengarahkannya kepada hal yang bermanfaat kecuali aqidah yang benar. Olehnya Allah Ta’ala menyebutkan kedua hal ini dalam firmanNya :
يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ
“Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya aku Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al Mu’minun :51)

Maka wajib untuk tidak memisahkan antara kekuatan aqidah dari kekuatan materi, jika aqidah yang benar tidak mengiringi langkah kekuatan materi, maka kekuatan materi tersebut akan menjadi sarana menuju kepada kehancuran dan kerusakan, sebagaimana yang terjadi di negeri kafir yang mana mereka memiliki materi namun tidak memiliki aqidah yang benar” (Aqidatut tauhid, hal.13-14)

Diantara dampak buruk dari penyimpangan aqidah adalah sebab yang paling utama dari rusak dan hancurnya alam semesta. Allah Azza Wa Jalla  berfirman :

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia” (QS. Ar Rum :41)

Imam Asy Syaukani Rahimahullah Berkata :”Allah Ta’ala menjelaskan bahwa kesyirikan dan maksiat adalah penyebab kerusakan di alam semesta”(Fathul Qodiir :5/475).
Dari sini kita telah mengetahui, bahwa rusaknya aqidah (kesyirikan) dan maksiat adalah penyebab utama rusaknya alam semesta, sekaligus sebagai pelajaran bagi kita semua untuk kembali kejalan yang benar dan bertobat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Ali bin Abi Tholib Radiyyallahu anhu’ berkata :”Tidaklah turun musibah kecuali penyebabnya adalah dosa, dan tidaklah musibah diangkat oleh Allah kecuali dengan bertobat” (Al Jawabul Kaafi, Imam Ibnu Qoyyim, hal :118).


Bersambung_Insya Allah_
|
This entry was posted on 09.37 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: