Aqidah
11.18 | Author: Abu Nabilah Al Makassary
Pengertian Aqidah
Secara bahasa, aqidah berasal dari kata العقد  (al aqdu) yang bermakna ar-rabth(ikatan), al-Ibraam (pengesahan), al-ihkam(penguatan), at-tawatstsuq(menjadi kokoh, kuat), asy-syaddu biquwwah(pengikatan dengan kuat), at-tamaasuk(pengokohan) dan al-itsbaatu(penetapan). Di antaranya juga mempunyai arti al-yaqiin(keyakinan) dan al-jazmu(penetapan). Al-‘Aqdu" (ikatan) lawan kata dari al-hallu(penguraian, pelepasan). Dan kata tersebut diambil dari kata kerja: " ‘Aqadahu" "Ya'qiduhu" (mengikatnya), " ‘Aqdan" (ikatan sumpah), dan " ‘Uqdatun Nikah" (ikatan menikah) Kalau seseorang mengatakan : “Saya ber I’tiqad begini” maka itu  berarti “saya mengikat hati dan nuraniku padanya”. Seseorang dikatakan memiliki aqidah yang baik, apabila aqidahnya bersih dari keraguan. (Lihat kamus bahasa: Lisaanul ‘Arab, al-Qaamuusul Muhiith dan al-Mu'jamul Wasiith: (bab: ‘Aqada).
Jadi kesimpulannya, apa yang telah menjadi ketetapan hati seorang secara pasti adalah aqidah, baik itu benar ataupun salah.
Secara Istilah Yaitu perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tenteram karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidka tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan.,
Aqidah adalah keyakinan (keimanan) kepada Allah, para Malaikat, kitab-kitab samawiyah, para Rasul, hari akhir serta takdir Allah yang baik maupun yang buruk atau disebut juga dengan rukun-rukun keimanan.

Urgensi Aqidah
Dalam islam, aqidah yang benar adalah pondasi dari agama, diatas pondasi inilah amalan-amalan akan diterima di sisi Allah Subhanahu WaTa’ala, jika seorang muslim memiliki aqidah yang benar maka amal ibadahnya-pun menjadi benar. Sebab aqidah yang benar akan mendorongnya melakukan amal shalih dan mengarahkannya kepada nilai-nilai kebaikan dan perbuatan terpuji. Apabila seseorang telah berikrar tiada Illah yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah didasari ilmu dan keyakinan serta ma'rifah, maka akan mendorongnya melakukan amal shalih. Sebab syahadat Laa Ilaaha Illallah bukanlah sekedar kata-kata yang diucapkan lisan begitu saja. Ia merupakan ikrar bagi i'tiqad dan amalan. Ikrar dan syahadat tersebut tidak akan lurus dan berguna kecuali dengan melaksanakan segala konsekwensinya berupa amal shalih, si pengingkar akan tergerak menegakkan rukun Islam dan Iman. Ditambah beberapa perintah-perintah agama dan disempurnakan dengan melaksanakan sunnah-sunnah dan nilai-nilai keutamaan lainnya. serta tidak akan benar keislaman seseorang manakala aqidah (keyakinannya) rusak, sebagaimana sebuah bangunan tidak akan kokoh jikalau pondasinya rusak. Allah Azza Wa Jalla berfirman :
فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلا صَالِحًا وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
 “Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya". (QS. Al Kahfi :110).

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Dan Sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu Termasuk orang-orang yang merugi.(QS. Az Zumar :65).
Kedua ayat diatas menunjukkan bahwa seluruh amalan tidak akan diterima di sisi Allah, kecuali bersih dari segala bentuk kesyirikan (Aqidatut Tauhid, Asy Syeikh Sholih Fauzan_Hafizhahullah¬_hal. 9)

Bahkan jikalau menelaah sirah para Nabi & Rasul, maka akan dijumpai bahwa perhatian mereka akan perbaikan aqidah sedemikian besar. Allah berfirman :
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu"(QS. An Nahl :36)

يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ
"Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya." (QS. Al A’raf : 59, 65, 73, 85)

Termasuk Rasulullah, yang pertama kali beliau lakukan ketika menghadapi kaum arab jahiliyah adalah mengajak mereka kepada aqidah yang bersih dari noda-noda kesyirikan. Beliau tinggal di Mekah selama kurang lebih 13 tahun mengajak manusia kepada tauhid dan perbaikan aqidah.

Sumber Pengambilan Aqidah
Salah satu karakteristik dari Aqidah islam adalah sifatnya yang tauqifiyah (terbatas pada wahyu), dan tidak ada peluang bagi akal (rasio) serta ijtihad didalam aqidah islam. Olehnya referensi (sumber rujukan) aqidah ini hanya terbatas pada Al Qur’an dan As Sunnah. Karena tidak seorangpun yang lebih mengetahui tentang Allah, apa-apa yang wajib bagi-Nya dan setiap hal yang mana Allah harus disucikan dari hal tersebut kecuali Allah Subhanahu Wa Ta’ala.  Serta tidak seorangpun yang lebih mengetahui permasalahan tersebut setelah Allah melainkan Rasulullah Shallalahu Alaihi Wa Sallam.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :
قُلْ أَأَنْتُمْ أَعْلَمُ أَمِ اللَّهُ
“katakanlah, Apakah kalian lebih mengetahui ataukah Allah” (QS. Al-Baqarah:140)
dan juga Allah berfiman tentang Rasulullah :
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى  .  إِنْ هُوَ إِلا وَحْيٌ يُوحَى
“Dan Tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).(QS. An Najm : 3-4).

Oleh sebab itulah, manhaj (metode) dari para pendahulu yang sholih, baik dari kalangan sahabat dan setelahnya serta yang mengikuti mereka dengan baik, selalu mengambil seluruh permasalah aqidah hanya pada Al Quran dan As Sunnah. Apa yang ditunjukkan oleh Al Qur’an dan As Sunnah pada hak-hak Allah mereka mengimani, meyakini serta beramal dengannya. Dan segala sesuatu yang tidak ditunjukkan oleh kedua wahyu tersebut, mereka meniadakan penyandaran tersebut kepada Allah serta membuangnya jauh-jauh.
Makanya tidak pernah ditemukan sedikitpun adanya perselisihan diantara mereka dalam permasalahan aqidah. Padahal zaman serta tempat tinggal mereka berbeda, namun  Aqidah dan jamaah mereka satu, berdasarkan wahyu yakni Al Quran dan As Sunnah.

Bersambung _Insya Allah_
|
This entry was posted on 11.18 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: